Wikipedia mencatat : Kata “Tuhan” dalam bahasa Melayu berasal dari kata tuan. Buku pertama yang memberi info mengenai jalinan kata “tuan” serta “Tuhan” yaitu adalah Ensiklopedi Popular Gereja oleh Adolf Heuken SJ (1976). Menurut buku itu, arti kata Tuhan ada hubungan dengan kata Melayu tuan yang bermakna atasan/penguasa/yang memiliki.
Kata “tuan” ditujukan pada manusia, atau hal-hal lain yang mempunyai karakter menguasai, mempunyai, atau memelihara. Dipakai juga untuk menyebut seorang yang mempunyai derajat yang lebih tinggi, atau seorang yang dihormati. Pemakaiannya wajar dipakai berbarengan dengan diikutkan dengan kata lain mengikuti kata “tuan” itu sendiri, diasumsikan pada kata “tuan rumah” atau “tuan tanah” serta lain sebagainya. Kata ini umumnya dipakai dalam konteks selain keagamaan yang berbentuk ketuhanan.
Ahli bhs Remy Sylado menemukan kalau perubahan kata “tuan” yang bersifat insani, jadi “Tuhan” yang berbentuk ilahi, berawal dari terjemahan Alkitab kedalam bahasa Melayu karya Melchior Leijdecker yang terbit pada tahun 1733. Dalam terjemahan sebelumnya, yaitu kitab suci Nasrani bhs Melayu beraksara Latin terjemahan Brouwerius yang muncul pada tahun 1668, kata yang dalam bhs Yunaninya, Kyrios, serta sebutan yang ditujukan untuk Isa Almasih ini diterjemahkannya menjadi “tuan”.
Kata yang diterjemahkan oleh Brouwerius sebagai “Tuan”—sama dengan bhs Portugis Senhor, Perancis Seigneur, Inggris Lord, Belanda Heere—melalui Leijdecker beralih jadi “Tuhan” serta lalu, penerjemah Alkitab bhs Melayu meneruskan penemuan Leijdecker itu. Saat ini kata Tuhan yang awalannya diketemukan oleh Leijdecker untuk mewakili dua pengertian pelik insani serta ilahi dalam teologi Kristen atas sosok Isa Almasih pada akhirnya jadi khas dalam bhs Indonesia.
Kita tak perlu masuk kedalam kajian diksi atau etimologis yang sangat njlimet. Bila disederhanakan saja, arti “Tuhan” yaitu “yang disembah”, “yang dipuji”, “yang dipatuhi”, dsb. Karenanya, Tuhan mungkin berbentuk Dewa-Dewi, maupun duit serta jabatan. Tidakkah ada kalimat, “Mempertuhankan duit serta jabatan? ”
Untuk beberapa golongan Kristiani saat ini, terlebih Kristen Barat, tanggal 25 Desember dipercaya sebagai Hari Lahir Yesus. Walaupun juga hal semacam ini sekalipun tak ada dalilnya didalam Alkitab. Tetapi sebenarnya pada tanggal 25 Desember ini dapat adalah hari kelahiran untuk tuhan-tuhan lain yang banyak jumlahnya. Mereka diantaranya :
serta lain sebagainya.
Tanggal 25 Desember adalah hari di mana golongan paganis bersuka cita merayakan hari kelahiran dewa-dewi, tuhan-tuhan mereka. Serta untuk yang sudah bersyahadat, “Aku Bersaksi, Tidak ada Tuhan Terkecuali Allah, serta Nabi Muhammad Utusan Allah”, jadi tanggal25 Desember tidak ada lain dengan hari-hari yang lain. Sekalipun tak istimewa. (rz)
Kata “tuan” ditujukan pada manusia, atau hal-hal lain yang mempunyai karakter menguasai, mempunyai, atau memelihara. Dipakai juga untuk menyebut seorang yang mempunyai derajat yang lebih tinggi, atau seorang yang dihormati. Pemakaiannya wajar dipakai berbarengan dengan diikutkan dengan kata lain mengikuti kata “tuan” itu sendiri, diasumsikan pada kata “tuan rumah” atau “tuan tanah” serta lain sebagainya. Kata ini umumnya dipakai dalam konteks selain keagamaan yang berbentuk ketuhanan.
Ahli bhs Remy Sylado menemukan kalau perubahan kata “tuan” yang bersifat insani, jadi “Tuhan” yang berbentuk ilahi, berawal dari terjemahan Alkitab kedalam bahasa Melayu karya Melchior Leijdecker yang terbit pada tahun 1733. Dalam terjemahan sebelumnya, yaitu kitab suci Nasrani bhs Melayu beraksara Latin terjemahan Brouwerius yang muncul pada tahun 1668, kata yang dalam bhs Yunaninya, Kyrios, serta sebutan yang ditujukan untuk Isa Almasih ini diterjemahkannya menjadi “tuan”.
Kata yang diterjemahkan oleh Brouwerius sebagai “Tuan”—sama dengan bhs Portugis Senhor, Perancis Seigneur, Inggris Lord, Belanda Heere—melalui Leijdecker beralih jadi “Tuhan” serta lalu, penerjemah Alkitab bhs Melayu meneruskan penemuan Leijdecker itu. Saat ini kata Tuhan yang awalannya diketemukan oleh Leijdecker untuk mewakili dua pengertian pelik insani serta ilahi dalam teologi Kristen atas sosok Isa Almasih pada akhirnya jadi khas dalam bhs Indonesia.
Kita tak perlu masuk kedalam kajian diksi atau etimologis yang sangat njlimet. Bila disederhanakan saja, arti “Tuhan” yaitu “yang disembah”, “yang dipuji”, “yang dipatuhi”, dsb. Karenanya, Tuhan mungkin berbentuk Dewa-Dewi, maupun duit serta jabatan. Tidakkah ada kalimat, “Mempertuhankan duit serta jabatan? ”
Untuk beberapa golongan Kristiani saat ini, terlebih Kristen Barat, tanggal 25 Desember dipercaya sebagai Hari Lahir Yesus. Walaupun juga hal semacam ini sekalipun tak ada dalilnya didalam Alkitab. Tetapi sebenarnya pada tanggal 25 Desember ini dapat adalah hari kelahiran untuk tuhan-tuhan lain yang banyak jumlahnya. Mereka diantaranya :
- Dewa Hermes
- Sidharta Gautama
- Dewa Dionysus
- Zarathustra
- Shri Khrisna
- Dewa Horus
- Dewa Mithra
- Heracles
- Tammuz,
- Adonis,
serta lain sebagainya.
Tanggal 25 Desember adalah hari di mana golongan paganis bersuka cita merayakan hari kelahiran dewa-dewi, tuhan-tuhan mereka. Serta untuk yang sudah bersyahadat, “Aku Bersaksi, Tidak ada Tuhan Terkecuali Allah, serta Nabi Muhammad Utusan Allah”, jadi tanggal25 Desember tidak ada lain dengan hari-hari yang lain. Sekalipun tak istimewa. (rz)
0 komentar:
Posting Komentar