Senin, 21 November 2016

ASTAGFIRULLAH....!!! Kisah Menangisnya Sang Mempelai Pria Saat Malam Pertama, Sebuah Pelajaran Yang Sangat Berharga Buat Yang Belum Menikah, TOLONG SHARE...


Waktu malam pertama? saya menangis, ? kata seorang rekan buka kisahnya pada kami. Kondisi enjoy mendadak beralih mendengar kalimat itu. Sebagian dari kami jadi tidak sabar menunggu kalimat setelah itu. Mengapa seseorang pengantin pria menangis saat malam yang harusnya membahagiakan?

Kenapa anda menangis di waktu bahagia seperti itu?, ? pertanyaan salah seorang rekanan mewakili ketidaksabaran kami.

Saya menangis lantaran terbebani fikiran, bagaimana langkahnya kembalikan hutang untuk resepsi siang tadi, ? jawaHIDIPKUbnya seraya mencertakanlebih lanjut tentang resepsi pernikahannya yang menelan cost begitu besar sesaat kemampuan finansialnya terbatas. Keluarga sangat terpaksa berhutang.

Ada hikmah bernilai dari apa yang dihadapi rekanan saya ini. Lantaran tuntutan sosial, gengsi, atau hasrat agar hari pernikahan jadi momen istimewa, kita terjerat pada sikap terlalu berlebih waktu mengadakan walimah atau resepsi pernikahan. Mulai dari undangan yang lux, gedung yang megah dan mahal, bahkan juga ditambah dengan hiburan. Walaupun sesungguhnya pernikahan tetaplah istimewa walaupun walimahnya simpel. Yang bikin istimewa yakni akad nikahnya, janji sucinya, ikatan kuatnya, pergantian jalinan dua insan yang pada awalnya tidaklah mahram sekarang ini jadi sepasang suami istri.

Memperturutkan tuntutan sosial atau gengsi, sebagian orang selanjutnya ikhlas berhutang besar untuk satu buah resepsi pernikahan yang glamour. Mereka seperti beli kesenangan dengan membayarnya sepanjang bertahun-tahun ke depan. Hingga ada yang kepikiran seperti rekan tadi.

Ada pula yang lantaran menginginkan mengadakan resepsi yang mahal seperti itu, selanjutnya ia tunda pernikahan sepanjang bertahun-tahun? Belum memiliki duit untuk walimah,? argumennya. Walaupun sesungguhnya apabila menginginkan mencontoh keringanan yang dituntunkan Rasulullah pada banyak sahabatnya di Madinah, ia telah mampu. Bukankah pernah Rasulullah? menyapa? Abdurrahman bin Auf yang menikah tidak ada walimah? ? Selenggarakanlah walimah walau cuma dengan menyembelih seekor kambing, ? sekian lebih kurang pesan Rasulullah pada sahabatnya yang pelaku bisnis itu. Memanglah saat itu Abdurrahman bin Auf baru tekuni usaha sesudah geser, namun ia adalah saudagar kaya semasa di Makkah. Dan tak lama sesudahnya ia juga kembali jadi kaya raya.

Rasulullah sendiri waktu menikah di Madinah juga simpel dalam walimah. Seperti diriwayatkan Imam Bukhari. ? Tidaklah saya saksikan bagaimana Rasulullah mengadakan walimah untuk istri beliau seperti yang saya saksikan waktu beliau menikah dengan Zainab, ? kata Anas bin Malik menceritakan walimah nan suci itu, ? Beliau menyembelih seekor kambing. ?

Jadi, menikah itu tak mesti mahal. Tak mesti menyusahkan diri dengan berhutang banyak. Terlebih permasalahan mahar, di negeri ini bisa sangat dipermudah. Seperti Rasulullah telah memudahkan beberapa sahabatnya yang menikah. Yg tak memiliki banyak harta, Rasulullah cukup mereferensikan mahar cincin, bahkan juga ada yang cincin besi. Yg tak memiliki lagi, cukup mengajari istrinya hafalan Al Qur? an. Tidakkah begitu mudah?

Dalam Islam, walimah itu yang terutama yaitu i? lan-nya : pengumuman sampai beberapa orang tahu bila seseorang muslim dan seseorang muslimah telah menikah, bikin satu buah keluarga baru.

Jadi untuk Antum yang belum menikah, sesuaikanlah walimah dengan kemampuan finansial. Jangan sampai berlebih-lebihan. Dan semoga tidak ada lagi pengantin yang menangis saat malam pertama lantaran terbebani cost walimah dan tak ada pemuda yang menahan-nahan pernikahan dengan alasan tidak kuat menanggung cost walimah.


sumber : tausiah-pedia. blogspot. com
ASTAGFIRULLAH....!!! Kisah Menangisnya Sang Mempelai Pria Saat Malam Pertama, Sebuah Pelajaran Yang Sangat Berharga Buat Yang Belum Menikah, TOLONG SHARE... Rating: 4.5 Diposkan Oleh:

0 komentar:

Posting Komentar

loading...

Popular Posts

Arsip Blog